Para petani jagung tentu sangat terganggu dengan hama pada tanaman jagung. hama pada tanama jagung tentu saja menyebabkan produktivitas jaugung mereka menurun. berikut ini adalah jenis-jenis hama jagung beserta cara penanggulanganya:
1. Hama Lalat bibit (Atherigona sp.)
Imago aktif pada siang hari pukul 16.00. Periode imago 7 hari. Telur diletakkan pada permukaan bawah daun secara terpisah satu sama lain. Periode telur 1-3 hari Lama stadium larva antara 8-10 hari dan stadium pupu antara 5-11 hari. Stadium umago rata-rata delapan hari. Pupa berada dalam tanah dekat dengan tanaman,namun kadang-kadang dalam tanaman.
Komponen Pengendalian yang diperlukan :
- Pergiliran Tanaman
- Aplikasi insektisida : Tiodicarb 75 WP, 15 g/kg benih; Karbosulvan 2,5 g/kg benih; Karbofuran 10 g/kg melalui titik tumbuh pada serangan mencapai 12%.
- Menyebar mulsa jerami padi merata sebanyak 5 t/ha setelah tanam jagung (Anonymous, 1995; Tandiabang, 2000).
2. Hama Ulat grayak (Spodeptera sp., Mythimna sp.)
Ngengat berwarna coklat, aktif di malam hari. Telurnya berwarna putih sampai kekuningan, berkelompok. Tiap ekor bisa bertelur 400 butir, priode telur 5 hari. Larva aktif di malam hari, umur larva 31 hari, stadium kepompong 8 hari.
- Pergiliran tanaman
- Tanaman serempak
- Sanitasi Inang Liar
- Penyemprotan dengan Insektisida
3. Hama Penggerek Batang ( Ostrinia furnacalis )
Ngengat betina bertelur mencapai 90 butir, tersusun rapi dalam satu kelompok. Periode telur 3-5 hari. Larva Instar I dan II memakan daun muda. Larva Instar III menggerek batang. Stadia larva antara 19-28 hari. Pupa terbentuk dalam batang jagung. Stadia pupa antara 5 10 hari . Siklus hidup sekitar satu bulan (Anonympus, 1995; Tandiabang, 2000)
- Pergiliran Tanaman
- Tanaman Serempak
- Sanitasi Inang Liar
- Pemangkasan bunga Jantan 25 %
- Pemberian Biopesisida Dipel ( Basillus thuringiensis ).
- Aplikasi Insektisida
4. Hama Penggerek tongkol (Helikoverpa Armigera)
Telur diletakkan satu persatu pada rambut Tongkol atau bagian tanaman lain pada waktu sore sampai malam hari. Banyaknya telur perekor ngengat mencapai 1000 butir. Stadia telur 2-5 hari. Larva mengalami 6 Instar dalam periode waktu 17-24 hari. Pupa terbentuk di dalam tanah selama 12-24 hari. Satu siklus hidupnya sekitar 35 hari.
- Menanam Varietas jagung yang kelobotnya menutup tongkol Rapat.
- Menggunakan musuh alami seperti :
o Parasit Telur Trichogramma sp.
o Parasit Telur Larva Muda Eriborus sp. , Tachinid.
o Cendawan Entomophaga Metharhizium
o Nuklear polyhidrosis Virus ( NPV )
o Penyemprotan Insektisida pada ambang kerusakan 3 Tongkol/50 tanaman.
5. Hama Kutu daun ( Aphis sp.)
Serangga berwarna hijau, ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Pada bagian belakang ruas apdomen kelima terdapat sepasang tabung sifunkulus.
Komponen pengendalian secara terpadu melipurti :
- Musuh alami : Predator (Harmonia actomaculata dan H. syrpids ) dan Parasit
- Insektisida sistematik karbofuran diberikan melalui pucuk pada stadia Vegetatif.
6. Hama Kumbang Landak
7. Hama kumbang Bubuk ( Sitophilus sp )
Betina mampu bertelur 300-500 butir. Periode telur 3-7 hari . siklus hidupnya sekitar 30-45 hari serangga dewasa tanpa di beri makan dapat bertahan hidup selama 36 hari dan bila di beri makan dapat hidup antara 3-5 bulan.
Komponen pengendalian terpadu meliputi :
- Varietas tahan : genyah madura dan Goter
- Pengeringan biji/ benih kadar air 10%
- Sanitasi tempat penyimpanan biji
- Pengasapan
- Bahan nabati untuk dicampur biji sebelum di simpan : Serbuk daun Putri malu , daun Mendi, daun Nimba, akar tuba, Biji Mahani, dan rimpong dringo dengan takaran 20-10 g/kg biji.
1. Hama Lalat bibit (Atherigona sp.)
- Daerah sebaran : Jawa, Sumatra, Sulawesi, NTT.
- Tanaman inang : Jagung, Padi gogo, sorgum , gandum, dan rumput Cynodon dactylon, Panicum rapen serta paspalum konjugatum
- Gejalanya : Daun muda yang masih menggulung layu karena pangkalnya tergerek larva. Larva yang sampai ketitik tumbuh menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh lagi.
- Penyebabnya : Lalat Atherigona sp.
Imago aktif pada siang hari pukul 16.00. Periode imago 7 hari. Telur diletakkan pada permukaan bawah daun secara terpisah satu sama lain. Periode telur 1-3 hari Lama stadium larva antara 8-10 hari dan stadium pupu antara 5-11 hari. Stadium umago rata-rata delapan hari. Pupa berada dalam tanah dekat dengan tanaman,namun kadang-kadang dalam tanaman.
- Pengendaliannya :
Komponen Pengendalian yang diperlukan :
- Pergiliran Tanaman
- Aplikasi insektisida : Tiodicarb 75 WP, 15 g/kg benih; Karbosulvan 2,5 g/kg benih; Karbofuran 10 g/kg melalui titik tumbuh pada serangan mencapai 12%.
- Menyebar mulsa jerami padi merata sebanyak 5 t/ha setelah tanam jagung (Anonymous, 1995; Tandiabang, 2000).
2. Hama Ulat grayak (Spodeptera sp., Mythimna sp.)
- Daerah sebaran : Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan irian jaya Tanaman Inang : Jagung, teki, kedelai, dan kacang-kacangan lain
- Gejala : Daun berlubang-lubang atau tinggal tulang daunnya.
- Penyebabnya : Spodoptera sp.
Ngengat berwarna coklat, aktif di malam hari. Telurnya berwarna putih sampai kekuningan, berkelompok. Tiap ekor bisa bertelur 400 butir, priode telur 5 hari. Larva aktif di malam hari, umur larva 31 hari, stadium kepompong 8 hari.
- Pengendalian : Komponen pengendalian meliputi :
- Pergiliran tanaman
- Tanaman serempak
- Sanitasi Inang Liar
- Penyemprotan dengan Insektisida
3. Hama Penggerek Batang ( Ostrinia furnacalis )
- Daerah sebaran : Asia, Eropa, dan Amerika.
- Tanaman Inang : Jagung, sorgum, terong, Amaranthus sp., Panicium sp.
- Gejala : Adanya lubang gerekan pada batang dengan kotoran menutupi lubang gerekan.
- Penyebabnya : Ostrinia furnacales Guenee.
Ngengat betina bertelur mencapai 90 butir, tersusun rapi dalam satu kelompok. Periode telur 3-5 hari. Larva Instar I dan II memakan daun muda. Larva Instar III menggerek batang. Stadia larva antara 19-28 hari. Pupa terbentuk dalam batang jagung. Stadia pupa antara 5 10 hari . Siklus hidup sekitar satu bulan (Anonympus, 1995; Tandiabang, 2000)
- Pengendalian Terpadu : Komponen pengendalian Terpadu meliputi :
- Pergiliran Tanaman
- Tanaman Serempak
- Sanitasi Inang Liar
- Pemangkasan bunga Jantan 25 %
- Pemberian Biopesisida Dipel ( Basillus thuringiensis ).
- Aplikasi Insektisida
4. Hama Penggerek tongkol (Helikoverpa Armigera)
- Daerah sebaran : Di seluruh dunia termasuk Indonesia.
- Gejalanya : Adanya lubang-lubang melintang pada daun tanaman Stadia Vegetatif. Rambut Tongkol jagung terpotong, Ujung tongkol ada baka gerekan dan serng kali ada larvanya.
- Penyebabnya : Helikoverpa armigera (Hbn)
Telur diletakkan satu persatu pada rambut Tongkol atau bagian tanaman lain pada waktu sore sampai malam hari. Banyaknya telur perekor ngengat mencapai 1000 butir. Stadia telur 2-5 hari. Larva mengalami 6 Instar dalam periode waktu 17-24 hari. Pupa terbentuk di dalam tanah selama 12-24 hari. Satu siklus hidupnya sekitar 35 hari.
- Pengendalian terpadu : Komponen Pengendalian terpadu meliputi :
- Menanam Varietas jagung yang kelobotnya menutup tongkol Rapat.
- Menggunakan musuh alami seperti :
o Parasit Telur Trichogramma sp.
o Parasit Telur Larva Muda Eriborus sp. , Tachinid.
o Cendawan Entomophaga Metharhizium
o Nuklear polyhidrosis Virus ( NPV )
o Penyemprotan Insektisida pada ambang kerusakan 3 Tongkol/50 tanaman.
5. Hama Kutu daun ( Aphis sp.)
- Daerah sebaran : Di seluruh daerah beriklim Tropis
- Tanaman Inangnya : jagung, sorgum, jewawut, tebu, dll
- Gejalanya : Gejala langsung apabila populasi tinggi helaian daun menguning dan mengering. Gejala tidak langsung sebagai vektor virus menimbulkan mozaik ataupaun garis-garis Klorose sejajar tulang daun.
- Penyebabnya : Aphis ( Rhopalosiphum maydis Fitc).
Serangga berwarna hijau, ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Pada bagian belakang ruas apdomen kelima terdapat sepasang tabung sifunkulus.
- Pengendalian :
Komponen pengendalian secara terpadu melipurti :
- Musuh alami : Predator (Harmonia actomaculata dan H. syrpids ) dan Parasit
- Insektisida sistematik karbofuran diberikan melalui pucuk pada stadia Vegetatif.
6. Hama Kumbang Landak
- Daerah sebaran : Jawa, sumatra, Sulawesi.
- Tanaman inangnya : jagung, Sorgum, padi dan ilalang.
7. Hama kumbang Bubuk ( Sitophilus sp )
- Daerah sebaran : tersebar luas di seluruh dunia
- Inangnya : Beras, jagung, sorgum, dan kacang-kacangan.
- Gejalanya : Biji jagung berlubang-lubang dan bercampur kotoran serangga serta banyak kumbang bubuk. Kumbang bubuk menyerang mulai dari lapangan sampai di gidang penimpanan biji.
- Penyebabnya : Kumbang Sitophilus sp ( Motsch ). Serangga.
Betina mampu bertelur 300-500 butir. Periode telur 3-7 hari . siklus hidupnya sekitar 30-45 hari serangga dewasa tanpa di beri makan dapat bertahan hidup selama 36 hari dan bila di beri makan dapat hidup antara 3-5 bulan.
- Pengendalian :
Komponen pengendalian terpadu meliputi :
- Varietas tahan : genyah madura dan Goter
- Pengeringan biji/ benih kadar air 10%
- Sanitasi tempat penyimpanan biji
- Pengasapan
- Bahan nabati untuk dicampur biji sebelum di simpan : Serbuk daun Putri malu , daun Mendi, daun Nimba, akar tuba, Biji Mahani, dan rimpong dringo dengan takaran 20-10 g/kg biji.
semoga petani kita jaya di negeri sendiri, peningkatan produktifitas jagung diharapkan juga meningkatkan hajat hidup petani jagung itu sendirisalam obrolngopi
Comments
Post a Comment